Jumat, 12 Desember 2008

FLANKER RUSIA VS FALCON USA

FLANKER RUSIA VS FALCON USA











Flanker







Falcon


TAU NGGAK TEMAN-TEMAN KALO TERNYATA PESAWAT FALCON F-16 USAF ITU MASIH KALAH CANGGIH DENGAN PESAWAT TEMPUR SUKHOI SU-27 BUATAN RUSIA

BISA DI BILANG
FLANKER (RUSIA) = KELAS BERAT
FALCON (USA) = KELAS MENENGAH


MAU TAU SEBERAPA CANGGIHNYA
PESAWAT FLANKER BUATAN RUSIA BACA E-BOOKNYA DI
LINK DI BAWAH INI LENGKAP DENGAN FOTO-FOTONYA



Pembelian pesawat tempur harus disesuaikan dengan kebutuhan operasional dan kemampuan pengadaan serta kemampuan pemeliharaan. Untuk memenuhi kebutuhan operasional kita harus membahas kemampuan pesawat tempur yang hendak dibeli. Hal ini memerlukan pendalaman dari berbagai macam aspek teknis dan kemampuan operasional. Yang juga tidak boleh dilupakan kita harus membahas misi macam apa dan jenis ancaman apa yang akan dihadapi.

Pesawat tempur dirancang sesuai kebutuhan operasi. Macam kebutuhan operasi antara lain untuk misi pertahanan udara, misi penyerangan sasaran permukaan, misi penyerangan malam hari, misi penghancuran radar dan berbagai macam misi yang lain. Pesawat tempur ada yang dirancang khusus untuk satu atau dua misi saja, ada yang dirancang untuk bisa melakukan berbagai macam misi atau serba guna (multirole).

Pesawat Su-27 Flanker adalah pesawat yang dirancang oleh Rusia untuk menandingi pesawat air superiority F-15 Eagle milik AS. Pesawat F-15 seri A/B sampai dengan C/D aslinya dirancang khusus untuk menghancurkan sasaran udara.

Namun, melihat kemampuan yang sangat baik, USAF mengembangkan F-15 E Strike Eagle berkursi ganda. Pesawat yang juga menggunakan prinsip pengendalian fly by wire seperti F-16 ini sangat baik untuk melaksanakan misi serangan permukaan, penghancur radar, dan tetap ampuh untuk menghancurkan sasaran udara.

Rusia dengan pesawat Su-27 Flanker juga mengembangkan serial lanjutan Su-30 untuk menandingi Strike Eagle. Pesawat ini terus dikembangkan menjadi serial 33, 35, dan 37 dengan memasukkan berbagai hasil riset pengembangan teknologi kedirgantaraan mutakhir.

Indonesia membeli pesawat Sukhoi tipe Su-27 SK Upgrade dan Su-30 MK, kedua versi ini merupakan versi paling gres yang diekspor Rusia. Su-27 SK Upgrade mempunyai kemampuan air to air 33 persen lebih baik dari Su-27 SK biasa, dibandingkan SU-30MK yang 24 persen lebih baik dari Su-27 SK biasa. Sedangkan untuk kemampuan penyerangan darat (air to ground) dengan avionic yang lebih canggih mampu membidik dengan lebih akurat serta mampu menggotong aneka bom dan rudal pintar.

Su-27 SK Upgrade mempunyai kemampuan air to ground 500 persen lebih baik dari Su-27 SK biasa, dibandingkan SU-30MK yang 555 persen lebih baik dari Su-27 SK biasa. Kedua pesawat ini benar-benar state the art untuk jenis operasi udara apa pun.

Perbandingan kemampuan

Membandingkan kemampuan pesawat Su-27/30 dengan pesawat multirole F-16 A/B Fighting Falcon block 15 yang telah dimiliki TNI AU sebetulnya ibarat membandingkan antara juara tinju dari kelas yang berbeda.

Ibaratnya F-16 kelas menengah dibandingkan dengan Su-27/30 yang kelas berat. Namun, melihat kesamaan fungsi yang serbaguna dari pesawat-pesawat tersebut, kita bisa membandingkan beberapa faktor keunggulan dari masing-masing pesawat.

F-16 A/B Block 15. Pesawat yang memasuki jajaran TNI AU pada bulan awal tahun 1990 ini merupakan salah satu pesawat terbaik di kelasnya.

Dirancang sebagai pesawat tempur ringan, akhirnya menjadi pesawat serbaguna yang tangguh. AS mengembangkan pesawat ini karena menganggap F-15 terlalu mahal untuk dioperasikan pada tugas close air support, interdiction, dan tugas penyerangan darat.

Pesawat F-16 adalah pesawat pertama di dunia yang menggunakan teknologi fly by wire sehingga menjadikannya sangat lincah dan gesit.

Pesawat milik TNI AU adalah F-16 A/B block 15 OCU (Operational Capability Upgrade) memiliki kemampuan lebih baik dari versi block 10 dan 15 biasa.

Pesawat ini sudah mempunyai mesin F100-PW-220 dengan daya dorong 12.660 lbs, peningkatan kemampuan software komputer dan radar, manajemen penembakan, dan navigasi, kemampuan menggunakan jamming pod ALQ-131, wide angle HUD dari F-16 C/D serta horizontal stabilizer yang lebih besar sehingga memungkinkan manuver pada angle off attack yang lebih besar.

Pesawat kita dilengkapi rudal jarak pendek AIM-9P4 Sidewinder all aspect yang punya kemampuan jarak tembak sekitar 15 km serta rudal antipermukaan AGM-65G Maverick dengan jarak tembak sekitar 12 km.

Dengan tiga drop tank untuk misi combat air patrol pesawat ini sanggup mencapai jarak 900 km atau sekitar 2,5 jam. Adapun untuk penyerangan sasaran darat sanggup mencapai sekitar 720 km (Hi-Lo-Hi).

Bila Indonesia ingin pesawat ini dikembangkan menjadi setara dengan F-16 C/D Block 52 maka F-16 A/B Block 15 OCU harus menjalani program mid life upgrade (MLU).

Dengan ini kemampuan radar dan komputer pengendali/navigasi/pembidikan pesawat menjadi sangat meningkat sehingga bisa menggunakan semua senjata udara terbaru, seperti AMRAAM dan AIM-9X. Glass cockpit, Head Up Display, Helmet Mounted Display, IFF Interrogator, dan berbagai alat avionic baru akan membuat pesawat F-16 A/B menjadi jauh lebih andal.

Bila embargo dicabut, maka dengan biaya sekitar 5 juta dollar AS per buah program MLU bagi pesawat F-16 kita, ditambah pembelian dan program MLU bagi dua skuadron pesawat F-16 A/B milik AU Pakistan yang masih gres disimpan mungkin menjadi solusi menarik untuk menambah kekuatan pertahanan udara kita dimasa depan.

Sukhoi-27 SK Upgrade. Pesawat Su-27 Flanker pada awalnya dirancang sebagai pesawat penyergap (interceptor) jarak jauh sesuai kebutuhan pertahanan udara Uni Soviet.

Performance pesawat ini dirancang menandingi pesawat F-15 Eagle, terbukti SU-27 SK dihampir semua aspek mengungguli F-15 A/B/C/D.

Uniknya dari desain awalnya sudah dilengkapi berbagai sensor yang terintegrasi dengan baik. Sensor berupa radar multimode, penjejak infra merah, dan pengukur jarak laser (laser range finder).

Dengan alat ini pesawat SU-27 sanggup mendekati sasaran tanpa menggunakan radar sehingga tidak diketahui oleh alat radar warning receiver lawan.

Sepasang mesin perkasa AL-31F dengan daya dorong masing-masing 12.500 kg membuatanya sangat bertenaga. Dengan 12 gantungan (rak) senjata, pesawat ini bisa membawa 8 rudal beyond visual range jarak menengah R-27 atau AA-10 Alamo dengan sistem semiactive (dituntun radar) serta infra red tracker.

Disamping itu pesawat ini memiliki karakteristik sangat stabil pada saat melakukan manuver yang sangat ekstrem, seperti masih terkendali pada angle off attack lebih dari 900 (manuver kobra) dan masih bisa terkendali.

Dalam kecepatan rendah, pesawat ini bisa mengarahkan nose pesawat lebih tinggi dari arah terbang pesawat sehingga mampu membidik sasaran dengan lebih cepat.

Pada versi awal masih ada kekurangan pada beberapa sistem seperti radar yang meskipun sangat kuat tetapi kemampuan prosesor komputernya masih belum memadai.

Namun, versi terbaru seperti yang dimiliki Su-27 SK Upgraded sudah mempunyai kemampuan avionic yang setara atau bahkan lebih unggul dibandingkan dengan pesawat tempur modern barat saat ini.

Fungsi

Fungsinya bukan saja air superiority, tetapi sudah mampu maritime Attack. Hanya dengan bahan bakar internalnya sanggup terbang lebih dari empat jam dan radius operasi lebih dari 1500 km. Beberapa kelebihan yang dimiliki SU-27SK Upgrade antara lain:

• IRST (infra red search and track) berupa sebuah bola kaca di depan kaca kokpit (windshield) dengan peralatan penjejak infra merah dan pengukur jarak laser. Alat ini mampu digunakan untuk menjejak sasaran siang dan malam pada jarak hingga 50 sampai dengan 70 km. Sejak operasional akhir tahun 1980-an pesawat ini sudah menggunakan alat yang menempel di badan pesawat tersebut, sementara sampai kini pesawat barat belum ada yang menggunakannya sehari-hari kecuali dalam bentuk pod yang ditempelkan atau dicantolkan di badan pesawat.

Helmet Mounted Display. Sejak awal penggunaannya pesawat ini sudah dilengkapi peralatan pembidik dengan simbol ditampilkan di kaca visor helm penerbang. Hal ini untuk mengakomodasi penggunaan berbagai alat penjejak, khususnya penjejak infra merah dari rudal R-73 atau AA-11 Archer yang bias ditembakkan hingga lebih dari 700 ke samping dari arah nose pesawat.

• Kemampuan avionic dan persenjataan. Pesawat tipe SK Upgrade ini sudah dilengkapi peralatan avionic yang jauh lebih canggih dari Su-27 SK biasa. Avionic ditingkatkan sehingga bisa menembakkan senjata anti permukaan dengan kendali GPS, Laser, dan lain-lain. Kemampuan penembakan senjata konvensional seperti roket, bom, dan kanon menjadi sangat akurat.

• Data Link. Mampu melaksanakan penjejakan sasaran pada jarak yang lebih jauh dan benar-benar terintegrasi dengan pesawat atau alutsista lain melalui data link.

• Tactical HF. Mampu berkomunikasi jarak jauh dengan data link atau voice menggunakan sarana radio HF yang bisa di encryptic.

• Rudal air to air RVVAE (AA-12 Adder). Su-27 SK Upgrade tidak seperti Su-27SK biasa yang hanya bisa menggunakan rudal jarak sedang AA-10 Alamo, namun juga rudal RVVAE. Rudal jarak menengah canggih ini menggunakan pengendali radar aktif, lebih ampuh dari AIM-120 AMRAAM milik AS, jarak jangkau hingga 50 km melebihi AMRAAM yang 42 km.

• Rudal air to air R-27R1 & T1 (AA-10 ALAMO). Rudal jarak menengah yang setara dengan ini menggunakan pengendali semi-active radar (R1) dan penjejak infra merah (T1), lebih ampuh dari Rudal AIM-7F Sparrow (versi terbaru), jarak jangkau R1 hingga 65 km dan T1 hingga 52 km melebihi Sparrow yang 40 km.

• Rudal Jarak pendek R-73 (AA-11 Archer). Dengan pendeteksi infra merah merupakan rudal jarak pendek paling canggih dan andal dipasaran saat ini, mengalahkan rudal Python (Israel) dan AIM-9 L/M Sidewinder. Jarak tembak yang mencapai 30 km dan kemampuan menembak lebih dari 700 ke arah samping (menggunakan helmet mounted display) membuatnya jadi rudal paling mematikan di dunia.

• Aneka Rudal Pintar. Seperti rudal H-31P anti radar dengan jangkauan hingga 100 km. Rudal H-31A anti kapal dengan jangkauan 50 km. Rudal H-29T Mavericksky dengan jangkauan 12-30 km. Rudal H-29L laser guide dengan jangkauan 10 km. Bom pintar (TV Guide) KAb-500 (500 kg) dan Kab-1500 (1500 kg) dengan akurasi 4-7 m. Di samping itu aneka bom biasa dan cluster bisa di bawa pesawat ini.

• Radius Aksi. Dengan tanpa air refueling bisa mempunyai radius of action CAP (Combat Air patrol) hingga 1600 km dari markas. Mampu menjangkau titik terluar dari ZEE kita. Untuk misi penyerangan sasaran permukaan bisa mencapai sekitar 1200 km. Hampir dua kali pesawat F-16 dengan tiga droptank.

• IFF Interrogator. Pesawat ini memiliki peralatan IFF (identification friend or foe) standar NATO sehingga tidak asing bagi sistem radar pertahanan udara dan radar sipil kita. Namun, tidak hanya itu, dengan alat IFF interrogator bisa memastikan sasaran yang tertangkap radar adalah kawan atau lawan sehingga bisa melepaskan rudal pada jarak yang lebih jauh.

• HF Radio. Selain dilengkapi peralatan radio komunikasi standar pesawat tempur, yaitu UHF/VHF, Su-27 juga dilengkapi alat komunikasi radio HF spesial sehingga bisa tetap berhubungan dengan siapa pun pada jarak sangat jauh, baik dengan suara atau data link dan sudah di enkripsi demi keamanan informasi.

• Su-30 MK. Kemampuan penyerangan daratnya lebih baik dari Su-27 SK Upgrade serta dilengkapi dengan alat pengisian bahan bakar di udara. Kemampuan dukungan life support yang baik membuatnya sanggup diterbangkan sampai 10 jam terus-menerus. Meskipun berkursi ganda pesawat ini sebetulnya tidak dirancang sebagai pesawat latih. Namun dirancang untuk menandingi pesawat F-15E Strike Eagle atau Tornado IDS namun kemampuan air to air masih menggetarkan. Penambahan penerbang kedua adalah untuk membantu dalam memaksimalkan kemampuan pesawat seperti:

• Menyerang dua sasaran udara pada saat bersamaan.

• 12 stores dengan combat load hingga 8000 kg

• Rudal anti permukaan (GPS & TV guidance) KH-59 ME seberat hampir satu ton dengan jarak hingga 115 km

• Peningkatan kemampuan untuk terbang hingga 10 jam.

• Mampu sebagai AWACs mini mengendalikan tiga pesawat sejenis atau SU-27 SK untuk menyerang sasaran udara dan darat. Menggunakan data link dan Tactical HF bisa menjadi pesawat komando penyerangan dengan menuntun pesawat lainnya menggunakan tampilan dari radar SU-30MK.

Mayor (Pnb) Agung "Sharky" Sasongkojati Executive Member Aerospace Center of Indonesia, Agung Sasongkojati

Clock World